top of page
Tentang Kami
Cerita Film Pendek

SADAR ENERGI

CHANNEL

Kisah Minyak di Bumi Pertiwi

 

Di Indonesia, cerita perminyakan dimulai saat pegawai Nederlansche Koloniale Petroleum Maatschappij (NKPM) melakukan pengeboran minyak pertama. Mata bor NKPM menembus lapisan lunak pada kedalaman sekitar 5 meter di Talang Akar Pendopo, Sumatera Selatan. Menyusul pemboran minyak pada 1871 oleh J.Reerink di Majalengka, Gunung Ciremai, Cirebon, dan penemuan empat sumur  minyak lainnya, inilah yang disebut sebagai asal muasal produksi minyak di Indonesia yang kemudian menjalar ke daerah lain.

 

Konsesi pertama ladang minyak diberikan oleh Sultan Langkat kepada Aeilko Jans Zeilker pada 1883 di Langkat, Sumatera Utara. Setahun kemudian, produksi minyak dari Langkat disalurkan melalui pipa ke Pangkalan Brandan. Enam tahun setelahnya, Belanda membangun tangki timbun dan pelabuhan di Pangkalan Susu sebagai pelabuhan ekspor minyak pertama di Indonesia.

 

Pada 1890, Belanda mendirikan perusahaan minyak NV Koninklijke Nederlansche Petroleum Maatschappij atau Royal Dutch Petroleum Company. Lima tahun kemudian, Nederlansche Indische Exploratie Maatschaappij didirikan untuk mengelola konsesi minyak Banyuasin dan Jamni. Pada 1897, Sumatera-Palembang Petroleum Maatschappij dan juga kilang mini di Banyuasin.

Temuan minyak lainnya juga terdapat di daerah Pematang Ilir dan Muara Enim, Sumatera Selatan. Pengelolaannya dipegang oleh Muara Enim Petroleum Maatschappij. Belanda juga membangun kilang di Plaju, bersamaan dengan pembangunan jaringan pipa yang menghubungkan Muara Enim dengan kilang Plaju.

 

Bersambung.

 

Disarikan dari:

2020 Indonesia Dalam Bencana Krisis Minyak Nasional

karya Pria Indirasardjana

Video
Artikel
Galeri

EVENT & GALLERY

-Kompetisi Film Pendek-

 

 

"SADAR ENERGI UNTUK HIDUP YANG LEBIH BAIK" By Adi W. - Solo

-juara terbaik/pilihan juri kategori non animasI-

"Mari Berhemat Bahan Bakar" By Sudibyo S. -Ponorogo

-juara terbaik/pilihan juri kategori animasI-

Kompetisi Film Pendek

-Kompetisi Ide Cerita Film Pendek-

 

 

"Sadar Energi buat Irit Ongkos secara tidak sengaja"

Ide cerita: Aidil Akmal. -Makassar

-Juara ide cerita terbaik, video diproduksi oleh Vakansi Visual-

Ide Cerita Film Pendek

PENYELENGGARA & MITRA

Anchor 26

Dengan semangat berbagi informasi dan pengetahuan tentang energi, kelompok "Energi Kita" mengadakan Festival Sadar Energi 2014.

 

 

Rangkaian festival yang terdiri dari roadshow ke berbagai kota di Indonesia, Kompetisi Film Pendek,Kompetisi Ide Cerita, dan juga konten seputar energi yang komprehensif, akan menumbuhkan kesadaran kaum muda untuk mulai menggunakan

energi secara seimbang. Diharapkan, kaum muda akan berpartisipasi aktif dalam menjaga kelangsungan energi

dengan mengikuti rangkaian Festival Sadar Energi 2014.

Tidak Ada Kelangkaan BBM. Masa, sih?

 

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, pernah menegaskan bahwa tidak ada kelangkaan BBM. Tidak disebut langka karena BBM tetap tersedia, yang tidak tersedia adalah BBM yang bersubsidi. Istilah kelangkaan artinya adalah tidak ada BBM sama sekali baik yang bersubsidi ataupun yang non subsidi.

“Kuota BBM itu dibatasi hanya 46 juta kiloliter, padahal kita memperkirakan tahun 2014 ini akan penuh 48 juta kiloliter, tapi karena kita harus menghemat menurunkan subsidi maka DPR dengan kami sepakat kita bikin 46, kita fight untuk 46 juta kiloliter itu", ujar Jero Wacik usai Rapat Paripurna DPR RI Selasa (26/08/2014).


Menurut Jero Wacik, “Jangan katakan BBM itu langka, karena langka itu artinya BBM tidak ada, yang ada adalah BBM Bersubsidi. Premium dan solar bersubsidi itulah yang sedang kita ketatkan, tetapi BBM yang non subsidi, pertamax dan solar yang non bersubsidi itu juga ada. Kalau langka berarti dua-duanya tidak tersedia”

Mantan Menteri ESDM itu juga pernah berpesan kepada masyarakat yang memiliki kendaraan roda empat untuk menggunakan BBM non subsidi. "Temen-temen yang punya mobil, belilah pertamax jangan rebutan beli yang subsidi. Kasih yang bersubsidi ke untuk motor”, pesannya.

 

Bagaimana menurut kalian?

 

Disadur dari http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/6905-tidak-ada-kelangkaan-bbm-bbm-tetap-tersedia.html

 

Cantik, Kaya, Kok Pakai BBM Bersubsidi?

 

Beberapa saat yang lalu, Mantan Menteri ESDM Jero Wacik melakukan inspeksi mendadak ke salah satu SPBU di daerah Ciledug. Jero Wacik bahkan sempat menegur pengemudi mobil mewah yang mengisi mobilnya dengan BBM bersubsidi jenis premium.


“Kenapa cantik-cantik kok pake premium,” seloroh Jero Wacik. Pengemudi mobil mewah pun sedikit berkilah “Nanti kan tahun 2015 pake pertamax, Pak..”
Jawaban pengemudi mobil mewah pun berbuah teguran halus dari Jero Wacik "Kalau orang sudah punya mobil bagus itu berarti orang menengah atas. Subsidi itu hanya untuk orang tidak mampu..”

BBM bersubsidi memang dialokasikan pemerintah kepada golongan orang yang kurang mampu, bukan orang yang berpunya; orang yang memiliki mobil lebih dari satu atau mobil mewah. Berdasarkan survei yang dilakukan pemerintah,  saat ini 70-77 persen BBM bersubsidi dinikmati oleh orang yang tidak berhak, dengan kata lain subsidi tidaklagi tepat sasaran.Berbagai langkah diupayakan Pemerintah agar subsidi BBM sebanyak Rp 400 triliun per tahun dapat tepat sasaran.

Disadur dari 
http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/6907-cantik-kaya-kok-pakai-bbm-bersubsidi.html

 

 

 

Sugeng Rawuh Wonten Jogja : Roadshow Perdana Festival Sadar Energi 2014

 

Sugeng Rawuh, selamat datang di kota Jogja! Untuk memulai rangkaian Festival Sadar Energi 2014, tim Energi Kita memulainya dari kota yang konon merupakan 'kunci' kebudayaan, Yogyakarta. Dengan banyaknya pelajar dan menjadi salah satu kota tersibuk di Indonesia, kebutuhan energi yang ada di Jogja pun sepertinya meningkat. Festival Sadar Energi sowan ke Kota Gudeg untuk mensosialisasikan kampanye sadar energi.

 

Roadshow perdana ini diadakan di Aula FTM Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta. Acara yang diadakan pada 30 Mei 2014 ini mendapat sambutan baik dari mahasiswa dan masyarakat Jogja. Ratusan peserta datang memenuhi gedung aula untuk menyimak rangkaian acara. Acara dibuka dengan sambutan Rektor UPN, Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti K, M.sc lalu dilanjutkan dengan kuliah umum dari Wakil Menteri ESDM, Ir. Susilo Siswoutomo. Kuliah umum bertajuk Optimalisasi Pengelolaan Energi dalam Mendukung Ketahanan Energi Nasional itu disimak dengan penuh kesungguhan oleh para mahasiswa – baik yang belajar soal energi mau pun dari bidang studi lain – karena sangat berhubungan dengan kampanye Sadar Energi yang sedang disebarkan melalui Festival Sadar Energi. Kuliah umum ini pun dibarengi dengan adanya tanya jawab kepada Pak Wamen. Kegembiraan terlihat dari peserta karena bisa berinteraksi langsung dengan praktisi energi di Indonesia.

 

Acara berlanjut dengan pemutaran film produksi Kementrian ESDM, Pulau Bintang. Film Animasi ini dibesut oleh sutradara Ray Nayoan dan dibintangi oleh beberapa bintang terkenal seperti Butet Kertaradjasa dan Umay Shihab. Sebagai bonus, peserta mendapat kesempatan meet and greet dengan bintang film Pulau Bintang.

 

Sesi terakhir dalam roadshow perdana Festival Sadar Energi 2014 di Jogja adalah film workshop bersama sutradara John de Rantau dan Tonny Trimarsanto. John de Rantau merupakan sutradara film Denias, sementara Tonny Trimarsanto akrab dengan dunia dokumenter. Dengan diadakannya film workshop ini diharapkan para peserta dapat memulai inisiasi sadar energi dengan membuat film pendek.

 

Matur nuwun, Jogja, keep calm and sadar energi! 

Apa Kare'ba, Makassar? Roadshow Ke-2 Festival Sadar Energi 2014

 

Makassar menjadi kota tujuan ke-2 Festival Sadar Energi 2014. Makassar dipilih karena selain menjadi salah satu kota tersibuk di Indonesia, juga karena di Makassar terdapat banyak insan film-maker berbakat yang diharapkan bisa menyebarkan virus sadar energi melalui karya yang dibuat.

 

Sosialisasi sadar energi melalui Festival Sadar Energi di Makassar diadakan di Fakultas Teknik Univesitas Hassanudin, Makassar. Sayang sekali, pada roadshow di Makassar ini Pak Wakil Menteri ESDM Ir Susilo Siswoutomo berhalangan hadir. Walau Pak Wamen tidak hadir, sesi kuliah umum tetap berjalan – bahkan diisi dengan dua materi kuliah umum sekaligus. Kuliah umum pertama dibuka oleh Pak Saleh Abdurrahman selaku ketua Puskom ESDM dan dilanjutkan dengan kuliah umum dari Kepala Humas SKK Migas, Pak Handoyo Budi Santoso. Setelah kuliah umum berlangsung, peserta roadshow juga mendapatkan kesempatan tanya jawab bersama dua pakar energi  dari dua lembaga penting energi dan sumber daya mineral di Indonesia tersebut.

 

Acara di Makassar berlanjut dengan pemutaran film animasi Pulau Bintang. Seperti yang sudah kita tahu, film animasi ini adalah film animasi yang berkisah tentang energi. Melalui film animasi, diharapakan pesan sadar energi akan lebih mudah disampaikan kepada generasi muda. 

Ray Nayoan pun hadir meramaikan acara ini dengan mengajak anak muda Makassar berkarya dengan membuat film yang dilombakan pada Festival Sadar Energi 2014.

 

Sosialisasi dan ajakan membuat film untuk Festival Sadar Energi didukung dengan hadirnya dua pembicara film workshop yaitu Tonny Trimarsanto dan Afran Sabran. Keduanya adalah sutradara dan praktisi di dunia film yangjuga peduli dengan issue energi di Indonesia. 

tentang kami terbaru

Mengenal Bisnis Hulu Migas (1)

 

Minyak dan gas bumi memang akrab digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. Tetapi, sudah tahukah kalian mengenai pengelolaan migas sehingga menjadi penopang ekonomi nasional?

Industri minyak dan gas bumi berawal dari industri hulu (upstream), lalu menuju ke hilir (downstream). Nun di hulu sana, penggiat migas melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi. Sementara menuju hilir, kegiatan pengolahan, transportasi dan pemasaran pun dilakukan. Minyak dan gas yang kita pakai ibaratnya sudah masuk ke dalam hilir.

Kegiatan eksplorasi di hulu terdiri dimulai dari tahap eksplorasi. Kegiatan eksplorasi ini meliputi studi geologi, geofisika, survei seismik dan pengeboran eksplorasi. Kegiatan eksplorasi bertujuan untuk mencaei cadangan baru minyak dan gas bumi yang potensial untuk dikembangkan.

Setelah sumber migas ditemukan, tahapan hulu berlanjut ke tahap produksi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat migas ke permukaan bumi. Aliran migas akan masuk ke dalam sumur lalu dinaikkan ke permukaan bumi melalui tubing (pipa salur yang dipasang tegak lurus).

 

Migas yang telah diangkat lalu dialirkan menuju separator. Alat ini digunakan untuk memisahkan minyak, gas dan air. Cairan akan masuk ke tangki pengumpul sementara gas dialirkan dengan pipa untuk dimanfaatkan.

Dalam mengelola sektor hulu, Indonesia mengembangkan model kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC - kontrak kerja sama). Dengan adanya sistem ini, negara memegang kontrol atas pengelolaan sumber daya alam minyak bumi dan gas.

 

Ada beberapa jenis kontrak kerja sama yang dilakukan. Pertama, kegiatan produksi dilakukan setelah proyek dinyatakan komersil oleh pemerintah. Untuk mendapatkan persetujuan pemerintah, operator haru smenunjukkan rencana kerja dan anggaran yang dibutuhkan. Kedua, yakni kepemilikan bahan tambang berada di tangan pemerintah sampai titik penjualan. Setelah itu barulah kontraktor memiliki hak sebagian hasil produksi sesuai perjanjian dalam kontrak. Ketiga, majaemen operasi berada di tangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). SKK Migas adalah lembaga negara yang dibentuk khusus untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha hulu migas. Operator yang menyerahakan rencana kerja dan anggaran harus mendapat persetujuan dari SKK Migas sebagai perwakilan pemerintah.

Dalam kontrak kerjasama, operator wajib menyerahkan dana awal untuk membiayai fase eksplorasi. Bila berhasil menemukan cadangan migas yang ekonomis, maka pemerinah akan mengganti semua biaya yang telah dikeluarkan. Namun, biaya penggantian produksi hanya diberikan setelah minyak dan gas dihasilkan.

 

Disadur dari http://www.skkmigas.go.id/tangan-negara-di-bisnis-hulu

 

 

 

Mengenal Bisnis Hulu Migas (2)

 

Seperti yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya, kegiatan usaha hulu minyak bumi dan gas Indonesia dijalankan berdasarkan kontrak bagi hasil atau Production Sharing Contract (PSC). Skema ini mengoptimalkan penerimaan negara sekaligus melindungi negara dari paparan resiko tinggi, terutama saat fase eksplorasi.

Berikut adalah empat karakter utama bisnis hulu minyak bumi dan gas:

 

1. Pendapatan Baru diterima bertahin-tahun setelah pengelaran direalisasikan

2. Bisnis memilike resiko ketidakpastian yang tinggi dan melibatkan teknologi canggih

3. Membutuhkan investasi yang sangat tinggi

4. Namun menjanjikan keuntungan yang sangat besar

 

Idealnya, kontrak yang digunakan adalah kontrak yang mampu menyiasati tantangan dan meraih peluang keempat karakter yang disebutkan di atas.

 

Ternyata sebelum mengenal PSC, Indonesia menganut dua model bisnis yaitu konsesi dan kontrak karya. Rezim konsesi dianut pada era kolonial Belanda sampai awal kemerdekaan. Karakteristik konsesi adalah seluruh hasil produksi dalam wilayah konsesi dimiliki oleh perusahaan sementara negara hanya menerima royalti. Keterlibatan negara sangat terbatas pada masa ini.

 

Lalu muncullah sistem kontrak karya yang muncul saat Indonesia menerapkan UU no 40 tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Peraturan ini mengatur bahwa sumber daya migas adalah milik negara. Status perusahaan diturunkan dari pemegang konsesi menjadi kontraktor negara. Sistem bagi hasil penjualan pun diterapkan.  Meskipun perusahaan tidak lagi menjadi pemegang konsesi, kendali manajemen masih berada di tangan mereka. Peran pemerintah terbatas pada kapasitas pengawasan.

 

PSC berlaku pada 1966 saat PERMINA menandatangani kontrak bagi hasil dengan Independence Indonesian American Oil Company (IIAPCO). Kontrak ini tercatat sebagai PSC pertama dalam sejarah industri migas dunia. Penerapan PSC di Indonesia dilatarbelakangi oleh keinginan supaya negara berperan lebih besar dengan mempunyai kewenangan manajemen kegiatan usaha hulu migas.

 

PSC dapat diibaratkan dengan model usaha petani penggarap yang banyak dipraktikkan di nusantara. Pemerintah adalah pemilik “sawah” yang mengamanatkan pengelolaan lahan kepada “petani penggarap”. Dalam bisnis hulu migas, “petani penggarap” ini adalah perusahaan migas baik nasional maupun asing. Penggarap ini menyediakan semua modal dan alat yang dibutuhkan.

 

Demikianlah PSC bekerja. Dengan pola ini, negara bisa memanfaatkan anuegrah sumber daya migas karena modal dan teknologi disediakan oleh investor.PSC sampai saat ini masih dipercaya sebagai model paling ideal untuk Indonesia. Sistem ini menjamin penguasaan negara atas sumber daya migas sekaligus melindungi negara dari tingkat risiko dan ketidakpastian yang tinggi dalam bisnis hulu migas.

 

Disadur dari http://www.skkmigas.go.id/mengenal-kontrak-hulu-migas-indonesia-2

 

 

 

 

Apakah Catur Dharma Energi Itu?

 

Isu keberlangsungan energi yang menjadi hot news akhir-akhir ini mendorong pemerintah merumuskan cara untuk mencapai kemandirian energi. Cara itu disebut Catur Dharma Energi. Catur Dharma Energi berisi empat poin, di antaranya:

 

 

  • Tingkatkan produksi Migas

  • Kurangi pemakaian BBM

  • Mendorong pengembangan energi baru terbarukan

  • Melakukan gerakan hemat energi

 


“Catur Dharma Energi berisi empat agenda yang harus dikerjakan oleh bangsa ini dibidang energi, dan jika dilaksankan maka selamatlah energi, mandirilah energi, sampai berpuluh-puluh tahun kedepan,” ujar Mantan Menteri ESDM Jero Wacik pada Agustus lalu.
 

Hal-hal nyata yang bisa dilakukan untuk mendorong Catur Dharma Energi ini salah satunya adalah menghentikan impor BBM. Menurut mantan Menteri ESDM, impor merupakan “penyakit berat”. Saat produksi mobil dan sepeda motor terus meningkat otomatis kebutuhan BBM juga akan meningkat. Sedangkan disisi lain, produksi BBM kita belum mencukupi sehingga dilakukan impor, baik dalam bentuk crude oil maupun BBM jadi. Untuk mengurangi impor BBM, dilakukan juga konversi BBM ke gas serta pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk dicampurkan dalam BBM.

Agenda selanjutnya dari Catur Dharma Energi adalah mengembangkan energi baru terbarukan dan melakukan gerakan hemat energi. Gerakan hemat energi penting untuk dilakukan karena bangsa Indonesia tergolong tidak hemat energi.

 

Ada yang setuju atau keberatan dengan statement penutup? Atau ada yang merasa masih boros energi?

Follow twitter @SADAR_ENERGI untuk tahu tips and trick sederhana menghemat energi yang bisa diterapkan sehari-hari! :)

 

Disarikan dari http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/6891-kemandirian-energi-laksanakan-catur-dharma-energi.html

 

 

CSI : Clean Stove Initiative

 

Ini bukan CSI : Crime Scene Investigation tayangan favorit kita semua, lho! CSI yang digagas oleh Kementerian ESDM adalah sebuah gerakan mengubah kebiasaan 24,5 juta keluarga di Indonesia yang memasak dengan kayu bakar/tungku tradisional. Secara perlahan, kayu bakar/tungku tradisional akan diganti. Masyarakat diperkenalkan dengan tungku sehat, hemat energi dan berbahan bakar biomassa.

 

Inisiatif tungku sehat dan hemat energi ini, merekomendasikan penggunaan dengan pendekatan Pendanaan Berbasis Hasil (PBH) untuk mempromosikan tungku yang sehat dan hemat energi. Skema insentif yang inovatif ini diharapkan mampu mengembangkan pasar tungku sehat dan hemat energi secara berkelanjutan.


Peluncuran program Clean Stove Initiative (CSI) pada Agustus lalu, terselenggara atas kerjasama Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM dan World Bank dalam Program Clean Stove Initiative (CSI).

Clean Stove Initiative (CSI) merupakan langkah awal dari pelaksanaan Program CSI yang bertujuan sebagai sarana diseminasi informasi Program CSI kepada masyarakat luas khususnya, dan pemangku kepentingan di bidang tungku sehat dan hemat energi.

“Saya sangat menyambut baik dengan adanya program CSI, karena dapat meningkatkan akses masyarakat pada tungku sehat hemat energi di Indonesia yang sekaligus memperbaiki efisiensi dalam memasak dan memberikan solusi memasak bersih tanpa polusi, sehingga tidak mengganggu kesehatan”, ungkap Dirjen EBTKE Rida Mulyana. “Untuk itu, paradigma minyak harus ditinggalkan. Ini tugas besar kita semua dan  formulanya ada di dalam Catur Dharma Energi”, lanjutnya.

 

Disarikan dari http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/6892-peluncuran-program-clean-stove-initiative-csi.html

 

Pengaturan Jam Operasi SPBU, Efektifkah?

 

Sejak tanggal 4 Agustus 2014, terjadi pengurangan jam operasional di beberapa lokasi SPBU yang disinyalir sering terjadi penyalahgunaan BBM bersubsidi, terutama solar. Jika sebelumnya beroperasi 24 jam, jam operasional SPBU menjadi terbatas mulai pukul 08.00 hingga pukul 18.00. Penyalahgunaan seringkali dilakukan pada malam hari didaerah perkebunan, pertambangan dan industri. Penyalahgunaan terjadi karena disparitas harga yang terlampau jauh. “Nah,  biasanya yang selalu jadi masalah selama ini terutama penyalahgunaan, penyalahgunaan yang paling besar adalah solar, diselundupin untuk dipakai di pertambangan, di perkebunan, untuk truk, truk yang mengangkut sawit dan segala macam yang seharusnya tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi ternyata dipakai dengan segala macam caranya, oleh karena itu kita ketatkan daerah mana yang rawan terhadap penyalahgunaan”, ujar Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo, yang ditemui pada Agustus lalu.

Wamen melanjutkan, “oleh karena itu, SPBU yang ada di lokasi rawan itu jam operasionalnya kita batasi. Yang biasanya 24 jam, kita batasi cuman dari jam 8 pagi sampai dengan jam 4 sore”, lanjut Wamen.
Pengaturan jam operasional hingga pukul 16:00 karena umumnya penyalahgunaan dilakukan pada malam hari. “Karena kalau malam itu banyak terjadi transaksi (yang ilegal). Kebijakan ini diberlakukan terbatas, tidak seluruh Indonesia dan kita sudah punya daftarnya (wilayah-wilayah yang sering terjadi penyalahgunaan) dan sudah dikirim keseluruh penjuru. Kita juga sudah meminta kepada Pertamina untuk pasang iklan dimana-mana, di masing-masing koran lokal SPBU-SPBU yang membatasi jam kerja. Jadi bukan membatasi jumlahnya tetapi sesuai dengan kuota masing-masing tadi ,” ujar Wamen.

Kebijakan ini lanjut Wamen tidak akan merugikan pengusaha. “Tidak ada cerita bahwa pengusaha dirugikan, dimana, dimana dirugikannya, angkutan, bus-bus dimana, orang yang dibatasi adalah didaerah-daerah pertambangan doang, sehingga dengan langkah tersebut akan dapat dikurangi kebocoran-kebocoran,” imbuh Wamen.

Mengenai solar untuk nelayan, Wamen menegaskan, “Khusus untuk nelayan, diprioritaskan, memang jumlahnya kita kurangi, karena biasanya dipakai oleh yang gede-gede, yang diatas 30 GT, tapi nelayan dibawah 30 GT, tidak dibatasin itu, tetep bisa ngambil”, ujar Wamen.

 

Sumber: esdm.go.id

 

 

 

Alokasi Gas Domestik Naik

 

Alokasi gas bumi untuk dalam negeri kembali naik pada tahun 2014. Sesuai kontrak, tahun ini dialokasikan gas bumi untuk konsumen domestik sebesar 3.782 miliar british thermal unit per hari (BBTUD) atau 52,7 persen.

“Penyaluran gas ke domestik terus mengalami peningkatan rata-rata sembilan persen sejak tahun 2003,” kata Kepala Bagian Humas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro di Jakarta, Minggu (9/2).

Pada 2012, porsi gas domestik sebesar 3.550 BBTUD atau 49,5 persen. Alokasi ini naik menjadi 3.774 BBTUD atau 52,1 persen pada 2013. Sementara itu, volume gas yang diekspor terus mengalami penurunan dari 3.631 BBTUD atau 50,5 persen pada 2012, menjadi 3.402 BBTUD pada 2013 atau 47,9 persen. Pada 2014, alokasi turun lagi menjadi 3.393 BBTUD atau 42,7 persen.

Menurut Elan, bagian terbesar alokasi gas domestik digunakan untuk keperluan industri, kelistrikan dan pupuk. “Pada tahun 2013 sebesar 45 persen dari total alokasi gas,” katanya.

Industri pada tahun 2013 memanfaatkan gas bumi terbesar dengan porsi 19 persen atau sebesar 1.316 BBTUD, sedangkan listrik memanfaatkan alokasi LNG dan gas bumi sebanyak 1.097 BBTUD atau 16 persen dari total produksi gas. Sedangkan untuk pabrik pupuk, yang saat ini dalam tahap pembangunan beberapa pabrik pupuk baru dalam rangka revitalisasi memanfaatkan gas, sebesar 735 BBTUD atau sebesar 10 persen.

Langkah yang diambil untuk meningkatkan pasokan untuk domestik, antara lain optimalisasi pengiriman gas alam cair (LNG) untuk domestik. Tahun ini, komitmen pasokan LNG domestik mencapai 38 kargo, lebih tinggi dari realisasi tahun 2013 yang sebanyak 25 kargo. Hal ini karena mulai 2014 ada pasokan LNG untuk FSRU Lampung. Kilang Tangguh yang dikelola BP Berau Limited akan memasok 16 kargo LNG untuk domestik. Rincinya, FSRU Jawa Barat 5 kargo, PT Pupuk Iskandar Muda dengan skema swap 6 kargo, dan FSRU Lampung 5 kargo. Kemudian, Kilang Bontang milik PT Badak NGL akan memasok 22 kargo untuk FSRU Jawa Barat.

Selain itu, lapangan-lapangan baru yang seluruh produksinya untuk konsumen domestik ikut mengerek peningatkan persentase. Misalnya, produksi lapangan Ruby sebesar 80 juta kaki kubik per hari untuk Pabrik Pupuk PKT 5 mulai 27 Oktober 2013. Begitu pula dengan penyelesaian pembahasan pengalihan (swap) gas antara PremierOil dan ConocoPhillips. PremierOil akan mengirimkan gas ke pembeli eksisting ConocoPhillips di Singapura, sehingga ConocoPhillips dapat mengirimkan gas ke pembeli domestik PremierOil, khususnya di Jawa Barat. Swap sebesar 40 juta kaki kubik per hari ini diterima oleh PLN, BUMD Banten, dan Perusahaan Gas Negara (PGN).

Elan mengakui, kebutuhan gas domestik terus meningkat. Namun, pasokan gas dari hulu ke konsumen domestik masih terganggung oleh terbatasnya infrastruktur. Tidak jarang, terdapat jatah gas dalam negeri yang tidak terserap akibat minimnya fasilitas ini. “Kami berharap infrastruktur distribusi gas bisa segera disempurnakan sehingga penyerapan gas bisa sesuai dengan volume terkontrak”

 

sumber: SKK Migas

 

 

 

Listrik Layak di Pemukiman Transmigrasi

 

Kementerian ESDM terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan Kemenakertrans untuk mewujudkan sasaran permukiman transmigrasi yang terang benderang. Hal ini dilakukan untuk memacu berkembangnya kegiatan produktif di bidang ekonomi, sosial dan kemasyarakatan yang sekaligus mendorong terwujudnya kemandirian energi secara nasional. Saat ini hanya 37 persen wilayah transmigrasi yang mendapat fasilitas penerangan.

Nenek moyang kita dahulu mencari lokasi pemukiman umumnya dekat dengan sungai, hal tersebut dilakukan agar tidak kesulitan mencari minum. ama dengan nenek moyang kita,  lokasi transmigrasi umumnya dibangun dekat dengan sungai. Sungai bisa dijadikan sumber listrik.

”Jadi listrik ada disekitar kita, itulah bahasa kemandirian energi di kawasan transmigrasi, jangan berteori, kerja sekarang ,” ujar Mantan Menteri ESDM di Kantor Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, Kamis (15/08/2014).

Selain memanfaatkan sungai sebagai sumber energi, kotoran ternak juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi. “Jika disana ada peternakan sapi maka kotorannya dapat dijadi sumber energi (biogas), jika kita punya sapi lima ekor, itu diolah kotorannya jadi biogas, jadi kira-kira lima rumah cukup untuk masak, kemandirian yang seperti inilah yang sebetulnya yang diharapkan pemerintah,” ujar Jero Wacik.

Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar mengungkapkan, dari 3.082 pemukiman transmigrasi, hanya 37 persen lokasi transmigrasi yang terfasilitasi penerangan listrik. Muhaimin berharap dengan kerjasama yang dijalin dengan Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, akan dapat mewujudkan seluruh wilayah transmigrasi terang benderang pada tahun 2015 mendatang.

 

Sumber: esdm.go.id

Video Peserta

Kompetisi Film Pendek 

Check This Out!

Video By Festival Sadar Energi

Media & Partner

"AWARDING NIGHT"

Pak Kinong dan Bemo Listrik Ramah Lingkungan

 

Jika sudah banyak yang tahu bahwa bemo listrik sedang dikembangkan oleh Enrico Halim, sekarang mimin akan ajak kamu berkenalan dengan Sutino alias Pak Kinong (55) pengemudi bemo listrik yang dikembangkan oleh Enrico Halim. Sehari-harinya Pak Kinong menarik bemo (baik listrik mau pun bemo bensin)dengan trayek Sudirman-Karet sejauh 2 km (pp). Dengan bemo listrik yang baterainya terisi penuh, setiap hari Pak Kinong bisa 20 kali bolak-balik menarik penumpang. Tenang saja, tarif bemo listrik dan bemo bensin tetap sama, tidak ada perbedaan tarif untuk penumpang.

 

Pak Kinong mengakui banyak keuntungan yang didapat dengan menarik bemo listrilk“Selain ramah lingkungan, bemo ini bebas polusi dan hemat energi”, kata Pak Kinong. Dikatakan hemat energi karena biaya untuk mengisi ulang bemo ini hanya sekitar Rp15.000/isi ulang. “Kalau dibandingkan dengan isi bensin, jelas lebih hemat. Untuk bemo bensin sehari harus mengeluarkan Rp60.000 untuk bahan bakar”

Bemo listrik Pak Kinong akan penuh terisi jika dicharge selama kurang lebih enam jam. Dengan diisi selama enam jam, bemo listrik bisa menempuh jarak 40 km atau lebih.

 

Selain beroperasi di trayek rutinnya, setiap siang Pak Kinong juga memarkir bemo listrik di halaman sekolah. Buat cari penumpang? Bukan. Di siang hari, bemo listrik Pak Kinong disulap jadi perpustakaan keliling. Kalau pagi dan sore hari muatan bemo adalah penumpang, maka di siang hari bemo listrik diberi muatan buku-buku bacaan untuk anak SD, SMP dan SMA. Dalam seminggu, Pak Kinong bisa mendatangi lima sekolah dengan bemo listriknya. “Baru bisa mendatangi sekolah-sekolah di sekitaran Tanah Abang”, kata Pak Kinong. “Senang rasanya bisa melihat anak-anak yang tertarik pada bemo jadi ikut tertarik dengan buku bacaan yang dibawa”. Buku bacaan untuk bemo listrik Pak Kinong didapatkan dari berbagai macam sumber. Sudah hemat energi, ramah lingkungan, bemo listrik pun ternyata peduli pada pendidikan, ya! Ada yang tertarik naik dan menyumbang buku? :)

 

Roadshow Partner

bottom of page